Foto ilustrasi sakit perut - keracunan. / Freepik
Harianjogja.com, SLEMAN—Kasus keracunan yang terjadi di SD Nahdlatul Ulama Gamping pekan lalu menambah jumlah kasus keracunan Menu Bergizi Gratis (MBG) di Bumi Sembada. Dinkes menyatakan ada sekitar 500 kasus/ korban keracunan menu MBG selama penyelenggaraan program MBG. Data ini berbeda dari data yang dirilis SPPG di Kabupaten Sleman.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Cahya Purnama, mengatakan jumlah kasus keracunan di Kapanewon Mlati mencapai 373 kasus, lalu di Berbah ada 69 kasus, kemudian Gamping ada 58 kasus. Tiga kapanewon inilah yang menjadi wilayah dengan kasus keracunan terbanyak selama penyelenggaraan program MBG.
Data tersebut berbeda dengan data yang disampaikan Kepala SPPG Margodadi Seyegan, Muhammad Bogo Prasetyo. Kata Bogo, ada 393 kasus keracunan selama penyelenggaran program MBG di Sleman.
Rincian persebaran kasus itu adalah di SPPG Sleman Berbah Jogotirto ada 137 orang, SPPG Sleman Tlogoadi 157 orang, SPPG Cangkringan 38 orang, SPPG Sleman I 31 orang, dan SPPG Sendangtirto Berbah ada 30 orang.
“Kalau di Mlati itu kejadiannya ada di empat belas sekolah. Sejak keracunan itu, tidak ada perluasan kasus sampai sekarang,” kata Cahya ditemui di kantornya, Selasa (30/9/2025).
BACA JUGA: Mantan Bupati Sleman Tersangka Korupsi Dana Hibah Pariwisata
Cahya menambahkan tidak ada perluasan kasus. Ihwal biaya perawatan dan pengobatan selama ini masih ditanggung Pemkab Sleman. Biaya ini menggunakan Jaring Pengaman Sosial (JPS). Fasilitas kesehatan akan meminta klaim ke Dinkes, lalu Dinkes menyerahkan rincian biaya dan klaim itu ke Dinsos.
Hanya, Pemkab Sleman lewat Satgas Percepatan MBG tingkat kabupaten sedang membahas alur pertanggungjawaban kasus keracunan akibat menu MBG. Ke depan, biaya perawatan dan pengobatan tidak lagi ditanggung Pemkab, namun Badan Gizi Nasional (BGN) lewat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait.
“Mereka [SPPG] harus ikut bertanggung jawab dalam penyelenggaraan program MBG,” katanya.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, mengatakan kasus keracunan di Kapanewon Mlati menjadi yang paling banyak. Jumlahnya 373 kasus yang tersebar di tiga belas sekolah.
Tiga belas sekolah tersebut, antara lain SDN Gabahan dengan 23 orang sakit, SDN Jati Sari satu orang, SDN Nglarang 13 orang, SDN Ngemplak Nganti sembilan orang, SDN Jumeneng 1 sepuluh orang, SDN Jumeneng Lor sepuluh orang, SDN Tlogoadi satu orang, SDN Plaosan 2 satu orang, SMP Pamungkas 76 orang, SMP Muhammadiyah 1 Mlati 41 orang, SMP Muhammadiyah 3 Mlati 29 orang, SMPN 3 Mlati 74 orang, dan SMAN 1 Mlati 85 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News