Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo. ANTARA - Luqman Hakim
Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Kota Jogja mengawal pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan membantu melakukan pengawasan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hal itu untuk memastikan menu makanan di MBG layak dan aman dikonsumsi para siswa di sekolah. Termasuk sebagai upaya mencegah potensi keracunan dari menu makanan program MBG.
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo mengatakan Pemkot Jogja telah membentuk tim melibatkan antara lain Sekda dan asisten yang mengawal program MBG. Meskipun bukan menjadi penentu kebijakan MBG, tapi Pemkot Jogja mengawal pelaksanaan program itu. Diakuinya di beberapa daerah, ada banyak kejadian seperti keracunan dari program MBG sehingga Pemkot Jogja berupaya mencegah.
BACA JUGA: Gempa Magnitudo 6,5 Guncang Sumenep
“Di Kota Jogja ini kita melakukan mitigasi. Saya bilang Dinas Kesehatan supaya mengawal betul ikut membantu agar tidak terjadi keracunan. Itu saya kira tindakan-tindakan preventif untuk mencegah,” kata Hasto dikutip dari laman Pemkot Jogja.
Hasto meminta sekolah-sekolah juga menyiapkan biopori karena kalau ada sisa-sisa makanan misalnya dari MBG. Mengingat Kota Jogja lahan pengelolaan sampah terbatas sehingga diharapkan sampah sisa makanan bisa selesai di sekolah.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja Emma Rahmi Aryani menyatakan Dinas Kesehatan Kota Jogja telah menyelenggarakan pelatihan keamanan pangan bagi penanggung jawab dan penjamah pangan SPPG di Kota Jogja. Pengawasan eksternal juga telah dilaksanakan pada SPPG yang saat ini beroperasional wilayah kota Jogja seperti Kemantren Umbulharjo, Mergangsan, Mantrijeron, Tegalrejo, Kotagede, Ngampilan dan Wirobrajan. Selain itu SPPG wajib memiliki Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) sehingga dapat menjalankan semua proses pengolahan pangan siap saji sesuai standar operasional prosedur.
“Pengawasan eksternal dengan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan oleh tenaga sanitasi lingkungan Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat pada sarana, disertai pengujian kualitas udara, bahan tambahan pangan serta pengujian kualitas air. Dengan pemantauan sejak persiapan sarana prasarana, pemilihan bahan, proses pengolahan, pemorsian dan distribusi sesuai prinsip higiene sanitasi pangan, diharapkan pangan olahan siap saji yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi,” terang Emma saat dikonfirmasi, Selasa (30/9/2025).
Sedangkan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Jogja Sukidi menyampaikan untuk mencegah potensi keracunan siswa pada program MBG di Kota Jogja, DPP Kota Jogja melakukan koordinasi bersama pengelola Dapur MBG. Di samping itu pengawasan pangan di SPPG di Kota Jogja. DPP Kota Jogja mendapatkan instruksi dari Badan Pangan Nasional untuk melakukan pemantauan SPPG terkait pengawasan keamanan pangan.
“Kami melakukan pengawasan keamanan pangan secara rutin di dapur MBG yang ada di Kota Jogja. Pengawasan pada pangan segar yang berasal dari tumbuhan, hewan dan hasil perikanan serta pangan olahan melalui uji organoleptik seperti rasa, bau, warna, dan tekstur. Pengawasan keamanan pangan itu dilakukan setiap hari,” papar Sukidi, Selasa (30/9/2025)
Ketua Tim Kerja Pengawasan Mutu Pangan DPP Kota Jogja Yuanita Ari Astuti menambahkan pengawasan bahan baku di SPPG antara lain asalnya dari mana dan kapan datang. DPP Kota Jogja juga melakukan pengawasan terkait higiene sanitasi sarana prasarana, lingkungan dan sumber daya manusia/petugas di SPPG. Misalnya petugas harus menggunakan sarung tangan. Dia menyebut kini ada 14 SPPG di wilayah Kota Jogja.
“Kami juga melakukan sosialisasi dan edukasi. Misalnya penanganan untuk bahan pangan segar. Penanganan pangan saat pemorsian dan edukasi agar SPPG memasak makanan secara bertahap menyesuaikan menu MBG akan dimakan jam berapa. Contoh permintaan dari sekolah TK dan SD, biasanya MBG diserahkan saat jam istirahat pagi. Untuk SMA sekolah memberikan di istirahat jam kedua sehingga harus dimasak bertahap untuk mencegah potensi basi,” pungkas Yuanita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News