Pemkab Getol Selamatkan Naskah Kuno di Gunungkidul

2 hours ago 1

Pemkab Getol Selamatkan Naskah Kuno di Gunungkidul Taman Gunungkidul di Perbatasan Gunungkidul dan Bantul, Kapanewon patuk Gunungkidul. - Harian Jogja / Ujang Hasanudin

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemkab Gunungkidul melakukan invetarisasi dan upaya penyelematan terhadap keberadaan naskah kuno di Bumi Handayani. Hal ini disampaikan oleh Sektretaris Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Gunungkidul, Slamet Winarno saat membuka Ekspose dan Seminar Naskah Kuno di kantornyaa, Selasa (30/9/2025).

“Kegiatan ini juga sebagai upaya menyosialiasikan pentingnya naskah-naskah kuno di masyarakat,” kata Slamet.

BACA JUGA: Puluhan Gambar Muncul Saat Cupu Panjala

Dia menjelaskan, pendataan dilakukan sebagai upaya pelestarian dan menjaga keberadaan naskah-naskah tersebut. Pasalnya, untuk menjaga tidak berhenti melalui proses pendataan, tapi juga ada proses pemeliharaan hingga alih Bahasa agar keberadaannya mudah dipahami.

“Naskah kuno minimal harus berusia 50 tahun. Ini yang paling penting juga, isi dari tulisan juga harus tulisan tangan manusia,” katanya.

Diharapkan dengan program ini, maka keberadaan naskah-naksah kuno dapat diselematkan sehingga bisa dipelajari oleh generasi muda. “Hari ini, kita juga mendapatkan tiga naskah kuno dari masyarakat untuk dirawat. Kami berterimakasih kepada warga yang dengan sukarela menyerahkannya,” kata mantan Panewu Girisubo ini.

Hal tak jauh berbeda disuarakan oleh Kepala Bidang Perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Gunungkidul, Arif Yahya. Menurut dia, upaya identifikasi dan penyelamatan naskah-naskah kuno terus dilakukan.

“Untuk saat ini, naskah tertua berasal dari tahun 1800an. Salah satunya berupa Babat Tanah Jawa,” kata Arif.

Hasil pendataa di 2025, ia mengakui sudah empat naskah kuno Alquran; 13 sangatan dan 30 kitab yang ditemukan dan disimpan di arsip milik pemkab. “Sangatan adalah lembaran yang dipergunakan orang-orang jaman dahulu untuk menentukan hari baik dalam rangka pelaksanaan suatu acara dan lainnya,” katanya.

Ditambahkan dia, untuk perawatan bisa dilakukan secara mandiri oleh para pemilik. Hanya saja, jika tidak mampu maka bisa menyerahkannya ke dinas perpustakaan dan arsip daerah untuk dirawat.

Perawatan, kata dia, tidak dilakukan sendiri karena ada kerja sama dengan Perpustakaan Nasional untuk memberikan penomoran sehingga mudah diindetifikasi. “Kita juga berupaya memberikan penghargaan kepada masyarakat yang dengan suka rela menyerahkan naskah yang dimiliki untuk dirawat di dinas,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |