Sekolah Rakyat. - Foto ilustrasi dibuat oleh AI - ChatGPT
Harianjogja.com, JOGJA—Pelaksanaan proses pendidikan di Sekolah Rakyat sudah berlangsung selama sepekan. Di awal-awal masa sekolah ini, para siswa masih menyesuaikan dengan kegiatan sehari-hari di asrama.
Kepala Dinas Sosial DIY, Endang Patmintarsih, menjelaskan lingkungan dan kegiatan di asrama sangat berbeda dengan kehidupan sehari-hari para siswa, sehingga perlu penyesuaian. “Menyesuaikan semua, dari lingkungan, keluarga, kamar, tempat mandi, dan lain sebagainya. Itu mereka menyesuaikan dengan di asrama,” ujarnya, Senin (21/7/2025).
Termasuk para guru, wali asuh dan karyawan semuanya juga menyesuaikan karena Sekolah Rakyat ini merupakan tempat kerja baru bagi mereka semua. “Sampai ke cleaning service, satpam, itu kan menyesuaikan semua,” katanya.
BACA JUGA: Tiga Sekolah Negeri di DIY Diduga Jalankan Praktik Jual Beli Seragam untuk Siswa Baru
Di asrama, semua kegiatan para siswa serba teratur, mulai dari makan, mandi, tidur dan sebagainya. “Mungkin mereka sebelumnya tidak teratur, kemudian tidurnya juga tidak teratur, mungkin mandinya juga enggak teratur. Nah, kalau di asrama kan semua teratur,” ungkapnya.
Kemudian pada peralatan mandi dan toilet menurutnya banyak yang belum familiar sehingga perlu adaptasi. “Mungkin mereka enggak terbiasa, kan, mandi dengan shower. Terus klosetnya ada kloset duduk, ada kloset jongkok. Kalau yang di Purwomartani itu kan kloset duduk semua,” ucapnya.
Adapun kekurangan guru yang masih terjadi di pekan pertama saat ini sudah terpenuhi. Sedangkan untuk kekurangan wali asuh masih berproses, dikoordinasikan dengan pemerintah pusat. “Kalau yang di Purwomartani, wali asuhnya sudah sesuai, sudah cukup, gitu ya. Sudah sesuai. Kalau yang di Sonosewu memang masih kurang,” kata dia.
Kebutuhan wali asuh di Sonosewu yakni sebanyak 20 orang untuk memenuhi standar satu banding enam dengan jumlah siswa. Sedangkan saat ini baru ada sembilan wali asuh, sehingga masih kurang 11 orang lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Maka, bukan berarti itu sekarang tidak ada. Untuk mengawali semua ini, kepala sekolah, guru, juga merangkap wali asuh, untuk menutup dulu kekurangan itu, gitu. Supaya tidak terjadi apa-apa di awal ini. Sambil menunggu proses yang di pusat,” ungkapnya.
BACA JUGA: Di Kota Jogja, Modal Koperasi Kelurahan Merah Putih Purwokinanti Berasal dari Anggota
Para siswa juga sudah selesai menjalani tes kesehatan untuk assessment kondisi medis mereka. “Misal kemarin, ada yang sakit anemia, kurang berat badan, kemudian ada yang dicurigai TBC tapi alhamdulillah enggak. Sudah kita bawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Di Sekolah Rakyat juga terdapat dua siswa difabel, satu difabel fisik dan dua difabel mental slow learner. “Maka ini yang perlu pendampingan lebih, yang disabilitas Itu. Jadi sudah kita asesmen. Pemetaan masalah supaya pendampingannya bisa maksimal,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News