Peserta wisata arsip berfoto bersama Kepala Dinas DPAD DIY, Kurniawan, di Kantor DPAD DIY, Banguntapan, Bantul, DIY, Kamis (19/6/2025). -- Harian Jogja - Ariq Fajar HidayatCaption
BANTUL—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY kembali menghadirkan inovasi edukatif melalui kegiatan Wisata Arsip untuk mengajak masyarakat mengenal sejarah dan keistimewaan Jogja melalui pendekatan wisata sejarah dan pengelolaan arsip.
Sebanyak 25 masyarakat yang terpilih mengikuti Wisata Arsip diajak menjelajahi beberapa destinasi wisata sejarah di Jogja, pada Kamis (19/6/2025). Dimulai dari Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo, hingga terakhir di Diorama Arsip Jogja yang berada di lingkungan DPAD DIY.
Kepala DPAD DIY, Kurniawan menjelaskan wisata arsip bukan sekadar kunjungan ke museum. Melainkan sebuah perjalanan edukatif yang dirancang khusus untuk mengangkat kesadaran akan pentingnya arsip sebagai sumber sejarah utama.
Peserta Wisata Arsip mendengarkan penjelasan pemandu saat berkunjung di Benteng Vredeburg, Kota Jogja, pada Kamis (19/6/2025). - Harian Jogja/Ariq Fajar HidayatCaption
“Kegiatan wisata arsip ini sudah dilaksanakan sejak 2023. Tujuannya mengenalkan sejarah Jogja, khususnya sejarah keistimewaan Jogja. Karena itu, destinasi yang dikunjungi berkaitan erat dengan sejarah,” ujar Kurniawan.
Pada 2025 ini, DPAD DIY menggelar empat rangkaian kegiatan wisata arsip. Dua kali dalam bentuk trip wisata arsip dan dua kali trip wisata pameran arsip, masing-masing memiliki fokus yang berbeda. “Kalau trip wisata arsip, langsung ke objek kunjungan yang berkaitan dengan sejarah. Sedangkan trip wisata pameran arsip berpusat pada materi arsip yang dipamerkan, meski tetap ada kunjungan ke luar DPAD,” jelasnya.
Destinasi wisata yang ditawarkan mencakup kunjungan ke Benteng Vredeburg, yang menyimpan narasi perjuangan kemerdekaan di DIY, serta Museum Sonobudoyo yang menghadirkan koleksi sejarah budaya Jawa. “Jogja tidak lepas dari peran sejarah dan budaya. Di Vredeburg peserta dikenalkan sejarah perjuangan, di Sonobudoyo tentang sejarah budaya. Dua hal ini merupakan pilar penting keistimewaan Jogja,” ujarnya.
Setelah kunjungan ke Benteng Vredeburg dan Museum Sonobudoyo, peserta diajak kembali ke DPAD DIY untuk mengenal lebih dekat dunia kearsipan. Di sini, peserta diperkenalkan dengan berbagai jenis arsip, mulai dari arsip tekstual, foto, rekaman suara, hingga video dalam berbagai format seperti kaset, serta proses restorasi dan layanan akses arsip. “Selama ini orang tahu arsip, tapi tidak tahu bagaimana mengelola dan melestarikannya. Padahal arsip mengandung nilai historis yang luar biasa. Ketika berbicara sejarah, sumber primer kita ya arsip,” ujar Kurniawan.
Puncak dari kegiatan ini adalah kunjungan ke Diorama Arsip Jogja, sebuah ruang edukasi yang menyajikan perjalanan sejarah Jogja mulai dari masa Panembahan Senopati atau Kerajaan Mataram Islam hingga era keistimewaan.
Dengan kegiatan ini, DPAD DIY berharap masyarakat, khususnya generasi muda, dapat memahami pentingnya arsip sebagai saksi bisu perjalanan sejarah dan menjadikannya sebagai sumber belajar yang hidup. (Ariq Fajar Hidayat/*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News