Ratusan warga membawa bantuan yang mereka terima dari truk yang memasuki Jalur Gaza utara, di jalan utara Kota Gaza, Palestina (22/6/2025). ANTARA/Xinhua - Rizek Abdeljawad
Harianjogja.com, JAKARTA—Lebih dari 100 ribu anak di Jalur Gaza, Palestina, termasuk 40.000 bayi di bawah satu tahun, sedang menghadapi kematian di tengah kekurangan parah susu formula dan suplemen gizi, lapor Kantor Media Pemerintah di Gaza pada Sabtu.
Dalam pernyataannya, kantor tersebut menggambarkan situasi di Gaza sebagai “pembantaian perlahan,” dan menuduh Israel sengaja membuat anak-anak Gaza kelaparan melalui blokade dan penutupan semua perlintasan perbatasan yang terus berlanjut.
Menurut kantor itu, para ibu terpaksa memberi bayi-bayi mereka air putih selama berhari-hari karena tidak ada susu formula. Sementara rumah sakit dan pusat kesehatan menyaksikan peningkatan kasus kekurangan gizi akut dan yang mengancam jiwa setiap hari.
Otoritas Kesehatan Gaza melaporkan 122 kematian akibat kelaparan dan kekurangan gizi, termasuk diantaranya 83 anak-anak, di tengah hampir runtuhnya sistem medis dan kekurangan parah pasokan makanan pokok.
Kantor Media Pemerintah di Gaza itu menyebut krisis tersebut sebagai "peringatan mengejutkan yang dikeluarkan atas nama kemanusiaan dan kesadaran global".
Karenanya, kantor itu menuntut pengiriman segera susu formula bayi dan suplemen gizi, dibukanya kembali semua penyeberangan tanpa syarat, pencabutan "pengepungan kriminal" Israel, dan intervensi internasional yang mendesak untuk menghentikan "kampanye pemusnahan yang disengaja terhadap anak-anak".
BACA JUGA: Thailand Evakuasi 60 Ribu Warganya Saat Bentrok di Perbatasan Kamboja
Kantor pemerintah Gaza itu pun meminta pertanggungjawaban Israel dan sekutu internasionalnya atas kejahatan nyata terhadap kemanusiaan itu, seraya memperingatkan bahwa kebungkaman global ini merupakan "keterlibatan nyata dalam genosida anak-anak Gaza."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara