Jakarta (ANTARA) - Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah berduka setelah dua mahasiswanya meninggal dunia dalam insiden tenggelamnya speedboat di perairan Debut, Maluku Tenggara, pada Selasa (1/7). Keduanya merupakan peserta program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) yang tengah menjalankan tugas pengabdian di wilayah tersebut.
Dalam insiden nahas tersebut, tercatat Bagus Adi Prayogo (21) dan Septian Eka Rahmadi (21) menjadi korban meninggal dunia, sedangkan sepuluh penumpang lainnya berhasil selamat.
Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Rustamadji, dalam pernyataan resmi menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kepergian kedua mahasiswa tersebut. Menurutnya, almarhum Bagus dikenal sebagai pribadi yang aktif, cerdas, rendah hati, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sekitar.
“Kami sangat kehilangan. Bagus adalah mahasiswa yang aktif, peduli terhadap lingkungan, dan menunjukkan dedikasi tinggi dalam setiap kegiatan pengabdian. Semoga Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta ketabahan,” ujarnya, dikutip dari laman resmi UGM, Rabu (2/7).
Selain aktif di bidang akademik, Bagus juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi kampus. Sosoknya dinilai mampu membangun kerja sama dan berkolaborasi dengan baik bersama teman-teman satu tim KKN.
Baca juga: Kronologi kapal terbalik mahasiswa KKN UGM, sebabkan 2 korban jiwa
Kronologi insiden
Kecelakaan ini bermula saat speedboat atau longboat yang membawa tujuh mahasiswa UGM dan lima warga lokal terbalik akibat gelombang tinggi di perairan Pulau Wahr, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku. Saat itu, para mahasiswa sedang mengambil pasir untuk program revitalisasi terumbu karang sebagai bagian dari kegiatan KKN-PPM.
Insiden terjadi pada Senin (30/6) sekitar pukul 14.07 WIT. Informasi pertama dilaporkan pada pukul 15.40 WIT oleh salah satu mahasiswa, kemudian operasi pencarian dan penyelamatan langsung dilakukan oleh tim SAR Pos Tual dengan Rigid Inflatable Boat (RIB).
Upaya pencarian sempat terkendala kondisi cuaca buruk, hujan, angin kencang hingga 30 knot, dan gelombang laut mencapai 2,5 meter. Jenazah Bagus akhirnya ditemukan pada Selasa (1/7) pukul 23.00 WIT di perairan Pulau Wahr, berjarak sekitar 0,26 mil laut dari lokasi kecelakaan pada koordinat 5°44'31.61" LS dan 132°39'52.64" BT. Begitu ditemukan, jasad korban segera dievakuasi ke RSUD Karel Sadsuitubun.
Kepala Basarnas Ambon, Muhammad Arafah, dalam keterangannya menyebutkan bahwa dengan ditemukannya Bagus, maka operasi SAR resmi ditutup. “Terima kasih kepada semua unsur yang terlibat dalam proses pencarian hingga evakuasi,” kata Arafah.
Saat ini, UGM bersama Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, Pemerintah Provinsi Maluku, dosen pembimbing lapangan, dan Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Maluku terus melakukan koordinasi untuk memastikan pendampingan psikologis bagi mahasiswa lain yang selamat. Pemulangan jenazah ke kampung halaman almarhum juga telah dilakukan dengan pengawalan penuh.
Selain itu, UGM menegaskan komitmennya untuk segera mengevaluasi seluruh prosedur keselamatan kegiatan pengabdian masyarakat di lapangan agar peristiwa serupa tidak terulang di masa mendatang.
Baca juga: SAR Ambon: Pemulangan jasad dua mahasiswa UGM tanggung jawab keluarga
Daftar mahasiswa dan warga selamat
Dalam insiden tersebut, selain dua korban meninggal dunia, sepuluh penumpang berhasil selamat, terdiri dari lima mahasiswa UGM dan lima warga setempat. Mereka adalah:
- Daeren Sakti Hermanu (Mahasiswa UGM)
- Muhammad Arva Sagara (Mahasiswa UGM)
- Ridwan Rahardian Wijaya (Mahasiswa UGM)
- Afifudin Baliya (Mahasiswa UGM)
- Pratista Halimawan (Mahasiswa UGM)
- Maikel Letsoin (28) – Warga
- Marvel Letsoin (16) – Warga
- Mikel Maipuka (27) – Warga
- Atin Letsoin (16) – Warga
- Penus Letsoin (27) – Warga
UGM mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pencarian, evakuasi, serta proses penanganan darurat, mulai dari pemerintah daerah hingga warga setempat. Kehilangan ini menjadi pengingat bahwa keselamatan di lapangan harus selalu menjadi prioritas, terutama bagi para mahasiswa yang menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat.
Baca juga: Mahasiswa KKN UGM meninggal akibat speedboat terbalik di Maluku
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.