Jakarta (ANTARA) - Pendidikan diyakini sebagai elevator sosial yang dapat berfungsi menjadi sarana untuk meningkatkan taraf hidup dan status sosial seseorang, namun sebagian orang masih berjibaku untuk dapat menempuh pendidikan hingga ke tingkat perguruan tinggi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, masyarakat Indonesia yang lulus dari bangku pendidikan perguruan tinggi baru sekitar 10 persen dari total populasi di tanah air.
Selain itu, masih terdapat kesenjangan akses pendidikan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan, khususnya di wilayah daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Pemerintah sendiri telah menggelontorkan sejumlah bantuan beasiswa untuk studi lanjut perguruan tinggi untuk jenjang magister (S2) dan doktor (S3) bagi talenta muda Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri. Salah satu yang populer dan difavoritkan ialah beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Baca juga: Menko PM arahkan LPDP beri beasiswa sesuai kebutuhan pasar global
Di samping LPDP, berikut sejumlah beasiswa pemerintah lainnya untuk S2-S3:
1. Beasiswa Unggulan
Beasiswa Unggulan adalah program pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang memberikan biaya pendidikan kepada putra-putri terbaik bangsa yang diterima di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri, untuk jenjang diploma IV atau sarjana, magister, hingga doktor.
Sasaran penerima beasiswa ini adalah masyarakat berprestasi, baik yang memiliki prestasi akademik/non-akademik tingkat nasional/internasional atau berkontribusi pada daya saing bangsa. Beasiswa ini juga menyasar kelompok penyandang disabilitas, baik fisik, intelektual, mental, atau sensorik, hingga ganda/multi.
Sejumlah persyaratan Beasiswa Unggulan, di antaranya berusia maksimal 32/33 tahun (S2) dan 46/47 tahun (S3), memiliki letter of acceptance (LoA)/surat aktif kuliah, IPK minimal 3,00, memiliki sertifikat UKBI & bahasa Inggris (untuk luar negeri), membuat rencana studi (S2) dan proposal penelitian disertasi (S3), serta membuat esai 1.500-2.000 kata sesuai ketentuan.
Adapun komponen Beasiswa Unggulan mencakup biaya pendidikan, biaya hidup, biaya buku, dan biaya hidup pendamping (untuk penyandang disabilitas).
2. Beasiswa Indonesia Bangkit
Beasiswa yang dimulai sejak tahun 2022 ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Agama dengan LPDP. Beasiswa ini terbagi ke dalam tiga jenis program yaitu Beasiswa Umum, Beasiswa Prestasi, dan Beasiswa Target.
Beasiswa ini diperuntukkan bagi insan di lingkungan pendidikan keagamaan, baik itu santri, siswa, mahasiswa, guru, penyuluh agama, dosen, tenaga kependidikan, alumni pendidikan keagamaan dan pegawai Kementerian Agama.
Program beasiswa tersebut, meliputi Beasiswa Umum S1 Dalam Negeri, Beasiswa Prestasi S1 Dalam Negeri, Beasiswa Santri Berprestasi (S1) Beasiswa S1 PJJ Keagamaan, Beasiswa Umum S2 Dalam Negeri, Beasiswa Umum S2 Luar Negeri, Beasiswa Double Degree S2 Luar Negeri, Beasiswa Umum S3 Dalam Negeri, dan Beasiswa Umum S3 Luar Negeri.
Komponen Beasiswa Indonesia Bangkit yang didanai mencakup biaya pendaftaran, biaya SPP (tuition fee), tunjangan buku, biaya penelitian dan ujian, biaya seminar internasional, biaya publikasi jurnal internasional; serta dana pendukung yang meliputi biaya transportasi, asuransi kesehatan, biaya hidup bulanan, biaya kedatangan, aplikasi visa (residence permit), dan tunjangan keluarga (khusus untuk jenjang doktor).
Baca juga: Kemenag serahkan beasiswa zakat Indonesia bagi 153 mahasiswa
3. Beasiswa Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi)
Beasiswa oleh Komdigi ini berfokus pada pengembangan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia bidang komunikasi dan informatika melalui pendidikan formal jenjang magister (S2), baik itu dalam negeri maupun luar negeri.
Program ini terbuka bagi berbagai kelompok masyarakat yang akan melanjutkan pendidikan dan memperdalam keahlian dan kompetensi di bidang komunikasi dan informatika baik PNS di pusat dan daerah, anggota TNI/POLRI, dan masyarakat umum yang telah bekerja.
Pada program beasiswa S2 dalam negeri, calon peserta dapat mendaftar pada bidang informatika, komunikasi, serta kepemimpinan dan inovasi kebijakan pada sejumlah perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia yang telah ditentukan, di antaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Sementara untuk program beasiswa S2 luar negeri, calon peserta dapat mendaftar pada perguruan tinggi di lima negara yang telah ditentukan, yaitu University of Twente di Belanda, Tsinghua University di China, International Institute of Information Technology di India, Eotvos-Lorand University di Hungaria, dan The University of Electro Communication di beasisJepang.
4. Beasiswa Degree by Reasearch (DbR)
Beasiswa Degree by Research diberikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kepada para sumber daya manusia (SDM) Iptek untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya melalui pendidikan formal berbasis penelitian, pengembangan, dan pengkajian Iptek melalui pendidikan formal S2 dan S3, tanpa meninggalkan tugas kedinasan.
Sasaran beasiswa ini adalah aparatur sipil negara (ASN), yakni PNS dengan pangkat minimal III, maupun non-ASN yang memiliki kolaborasi penelitian dengan kelompok satuan kerja di BRIN. Adapun komponen beasiswa yang ditawarkan mencakup uang kuliah hingga bantuan riset.
Daftar perguruan tinggi dalam negeri yang menjadi mitra beasiswa DbR, di antaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), IPB University, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Sementara, sejumlah universitas luar negeri yang termasuk di antaranya Technische Universität Berlin, Deakin University, University of Twente, Tomsk Polytechnic University, hingga Universiti Teknologi Malaysia.
Baca juga: Sekolah Garuda siapkan generasi unggul dengan kuota beasiswa 80 persen
Baca juga: Dirjen Dikti tekankan tiga amanat kandidat doktor muda PMDSU
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.