Sosialisasi Bhinneka Tunggal Ika, Pupuk Toleransi, Jadikan Keberagaman sebagai Kekuatan

7 hours ago 2

Sosialisasi Bhinneka Tunggal Ika, Pupuk Toleransi, Jadikan Keberagaman sebagai Kekuatan DPRD DIY bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DIY kembali menggelar Sosialisasi Bhinneka Tunggal Ika di Grand Serela, Sleman, Selasa (24/6 - 2025). Ist

JOGJADPRD DIY bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) DIY kembali menggelar Sosialisasi Bhinneka Tunggal Ika di tahun ini. Dari sosialisasi tersebut diharapkan masyarakat yang menjadi peserta dapat menjadi agen untuk terus menjaga semangat Bhinneka Tunggal Ika di lingkungannya.

Ketua Tim Kerja Substansi Bhinneka Tunggal Ika, Winarni menjelaskan kegiatan Sosialisasi Bhinneka Tunggal Ika merupakan mandatori UUD 1945 dan Perda No.1/2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.

BACA JUGA: Peringati Bulan Bung Karno, DPRD DIY Gelar Wayang Kulit Semar Mbangun Khayangan

Kegiatan ini, kata Winarni, berusaha mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Total ada 78 titik yang menjadi sasaran target kegiatan sosialisasi yang mencakup berbagai wilayah di DIY. 

"Kegiatan ini untuk kembali mamaknai perjuangan bagaimana para pendahulu menghadirkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda-Beda tetapi Tetap Satu Jua. Itu tentu perjuangan yang tidak mudah," kata Winarni di Grand Serela, Sleman, Selasa (24/6/2025).

Menurut Winarni, Bhinneka Tunggal Ika dapat diterapkan dengan cara toleransi. Selain itu juga dapat diwujudkan dengan cara gotong royong hingga saling menghargai. 

Anggota DPRD DIY, Yuni Satia Rahayu mengatakan Bhinneka Tunggal Ika perlu dibahas karena keberagaman yang ada di Indonesia, tak terkecuali DIY.

DIY yang dihuni banyak masyarakat dengan berbagai latar belakang kata Yuni punya kontribusinya masing-masing.

Jika ada perbedaan, Yuni menyarankan bagaimana komunikasi atau musyawarah dikedepankan. Guyub rukun warga di lingkungan juga penting untuk mencegah paham radikalisme. "Sleman ini potensi wilayahnya besar, setiap tahun didatangi anak-anak dari berbagai daerah kalau kemudian warga atau masyarakat setempat tidak ngaruhke, ada kemungkinan itu [potensi kerawanan] terjadi," ujar dia. 

Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan UNY, Danardono menuturkan Jogja sebagai tempat tujuan orang bersekolah, bekerja bahkan berwisata punya tantangan tersendiri dalam menghadapi keberagaman.

Beberapa tantangan yang bisa muncul, kata dia, meliputi intoleransi, kesenjangan sosial hingga polarisasi politik. 

Untuk menghadapi tantangan itu, Danardono menilai edukasi tentang wawasan kebangsaan maupun Bhinneka Tunggal Ika dapat terus diberikan kepada masyarakat. Hal lain yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya intoleransi kata Danardono ialah gotong royong.

Besar karena Beda

Adapun, dosen AAU, Letkol Joko Prihantoro mengatakan Bhinneka Tunggal Ika yang sudah ada sejak lama mungkin mudah diucapkan tetapi tak mudah untuk diterapkan. Padahal Indonesia besar karena perbedaan.  "Kita bersatu karena berbeda. Negara kita hebat karena berbeda," ujarnya. 
Psikolog, Veny Hidayat menambahkan dalam implementasi Bhinneka Tunggal Ika, perbedaan cenderung berawal dari sudut pandang yang berbeda. Dari sudut pandang yang berbeda ini kata Veny kadang memunculkan ketidaknyamanan. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |