Perda Perfilman Jadi Upaya Komisi D DPRD DIY Kuatkan Nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial

4 hours ago 1

Perda Perfilman Jadi Upaya Komisi D DPRD DIY Kuatkan Nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial Sejumlah narasumber dan peserta Sarasehan Penguatan Nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial Melalui Restorasi Sosial berfoto bersama di Aula Kalurahan Trihanggo, Kapanewon Gamping, Selasa (24/6/2025). Sarasehan ini diinisiasi Dinsos DIY.Harian Jogja - Andreas Yuda Pramono

JOGJA—Dinas Sosial (Dinsos) DIY kembali menggelar Sarasehan Penguatan Nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial Melalui Restorasi Sosial di Kantor Kalurahan Trihanggo, Kapanewon Gamping, Selasa (24/6/2025). Ada tiga narasumber yang menyampaikan pandangan mereka sesuai peran masing-masing.

Anggota Komisi D DPRD DIY, Sri Muslimatun, mengatakan DPRD DIY tengah menggodok draf Perda Perfilman. Perda tersebut dapat membantu menjaga dan menguatkan nilai-nilai kesetiakawanan sosial di DIY.

BACA JUGA: Dinsos DIY Usulkan 8.000 KPM Dicoret Sebagai Peserta PKH

Sri menerangkan, merosotnya nilai-nilai kesetiakawanan sosial disebabkan oleh beragam faktor. Ada faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal mewujud dalam bermacam bentuk, salah satunya film. “Film-film dari luar termasuk kartun pasti membawa nilai bangsa mereka [pembuatn film]. Pertanyaannya, kenapa tidak mengembangkan film sendiri dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Ada film anak, tapi nilai budaya Indonesia masih kurang,” kata Sri.

Perda Perfilman tersebut akan mengatur bagaimana pengambilan atau penggambaran sebuah objek dan latar film di DIY. Nilai-nilai yang terkandung harus direpresentasikan melalui visual secara tepat.

“Perda ini sangat nyambung dengan kesetiakawanan dan restorasi sosial. Istilah saya satu bahasa. Kekayaan di DIY milik pemerintah dengan aturan yang baku. Ada syarat-syaratnya. Orang luar yang datang mau take film sudah tahu dan jelas,” katanya.

Praktisi Sosial, Suryono, memiliki pandangan yang tidak jauh berbeda dengan Sri Muslimatun. Dua faktor penting yang menurut dia sangat berperan dalam menggerogoti nilai-nilai kesetiakawanan sosial adalah kesenjangan sosial dan teknologi informasi. “Rata-rata pemicu memang kesenjangan sosial dan teknologi informasi. Dua hal ini bergabung dengan lapangan kerja sempit, sehingga pengangguran naik,” kata Suryono.

Upaya untuk menjaga kesetiakawanan sosial dan mengurangi faktor pemicu merosotnya nilai-nilai tersebut perlu dilakukan secara kolaboratif, mulai pemerintah hingga orang tua. Dinas Sosial tidak dapat melakukan kerja restorasi sosial sendirian.

Penyuluh Sosial Dinsos DIY, Sapto Parjono, mengatakan Sarasehan Penguatan Nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial Melalui Restorasi Sosial yang digelar di Kalurahan Trihanggo merupakan sarasehan ke-14 di DIY.

Melalui pendanaan dari dana keistimewaan urusan kebudayaan, sarasehan masih akan digelar lagi bersama Komisi D DPRD DIY. Tujuan sarasehan dapat tercapai ketika peserta memiliki kesadaran dan mau menyebarkan serta menguatkan nilai-nilai kesetiakawanan sosial. “Situasi masyarakat sekarang terjadi krisis jati diri. Krisis ini membuat degradasi moral, sosial, kultural di masyarakat. Perlu kembali ke nilai-nilai adiluhung budaya Jawa. Dinas Sosial hanya pemantik,” kata Parjono.

Akademisi dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Ki Abeje Janoko, mengatakan, saat ini wong Jawa ilang Jawane. Salah satu pemicunya adalah penggunaan sarana digital seperti ponsel yang tidak terkontrol.

Upaya mencegah degradasi moral juga ada sejak zaman dulu. Contohnya dengan kelompok terkecil dalam organisasi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bernama dasawisma.

Kelompok teresbut dibentuk untuk mempermudah pelaksanaan berbagai program PKK, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kesehatan keluarga dan kesejahteraan masyarakat.

Pj Lurah Trihanggo, Budi Supriyanto, mengatakan sarasehan yang digelar sangat penting untuk menegaskan dan menguatkan sikap nilai-nilai adiluhung di tengah banyaknya tawaran gaya hidup impor. “Kegiatan restorasi substansinya adalah nilai luhur yang luntur dapat diperbarui,” kata Budi. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |