Pengelola GWK Berjanji Bongkar Tembok Menutup Akses Warga

3 hours ago 1

Pengelola GWK Berjanji Bongkar Tembok Menutup Akses Warga Kawasan destinasi Garuda Wisnu Kencana. - gwk/culture.

Harianjogja.com, BADUNG—Pengelola Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park memutuskan untuk membongkar tembok penghalang akses warga Banjar Giri Dharma, Desa Ungasan, Kabupaten Badung.

Hal ini diputuskan setelah manajemen GWK yang dipimpin Komisaris Utama PT. Garuda Adhimatra Indonesia (PT GAIN) Sang Nyoman Suwisma melakukan pertemuan dengan Gubernur Bali dan Bupati Badung.

“PT GAIN selaku pengelola GWK memutuskan untuk menggeser beberapa titik tembok pembatas di sisi selatan pintu masuk kawasan GWK,” ucapnya di Denpasar, Kamis (2/10/2025).

Sang Nyoman Suwisma menjelaskan sejatinya tanah yang berada di kawasan GWK secara sah adalah milik mereka, namun perusahaan memahami adanya kebutuhan masyarakat terhadap akses jalan.

BACA JUGA: Pasokan BBM Tak Terganggu Pascakebakaran di Kilang Minyak Dumai

“Untuk itu, atas kebijaksanaan dari perusahaan kami membuka kembali pembatas perimeter tersebut, GWK berkomitmen menjaga keberlangsungan kawasan namun harus selaras dan harmonis dengan masyarakat setempat,” katanya.

Diketahui sebelumnya sejak 2024 lalu manajemen GWK yang berada di bawah kepemilikan PT Alam Sutera Realty Tbk membangun tembok yang menghalangi akses ratusan warga Banjar Giri Dharma di Jalan Magadha.

DPRD Bali mengaku telah meminta mereka membongkar namun setahun berjalan hal tersebut tak kunjung dilakukan, sehingga pada Senin (22/9) lalu dewan mengeluarkan rekomendasi agar GWK membongkar tembok tersebut.

Karena sepekan batas yang diberikan tak kunjung dijalankan pihak GWK, pada Selasa (30/9) malam kemarin DPRD Bali menerbitkan surat rekomendasi yang memberikan kewenangan ditujukan kepada Gubernur Bali dan jajaran eksekutif untuk segera membongkar pagar beton itu.

Setelah terjadi pertemuan antara Pemprov Bali dengan PT GAIN, berhasil disepakati bahwa tembok penghalang itu dibongkar mulai Rabu (1/10) kemarin.

Sang Nyoman Suwisma menjelaskan sebagai destinasi budaya dan pariwisata berskala internasional, GWK hadir tidak hanya untuk pariwisata dan ekonomi, tetapi juga untuk membangun kebersamaan dengan masyarakat lokal, menjaga harmoni, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal Bali.

“Sejak awal GWK Cultural Park tidak hanya menjadi ikon pariwisata, tetapi juga rumah bagi ratusan pekerja yang sebagian besar berasal dari lokal Bali,” ujarnya.

Manajemen menegaskan keberpihakannya terhadap lokal tercermin dari keberadaan pekerja lokal Bali dan kegiatan-kegiatan pro budaya yang selama ini sudah dilakukan.

“Kehadiran mereka [tenaga kerja lokal] bukan sekadar bekerja, melainkan ikut menjaga kelestarian budaya Bali melalui peran sehari-hari, baik di panggung seni, operasional lapangan, hingga pelayanan kepada pengunjung,” kata Sang Nyoman.

BACA JUGA: Meski Shutdown, Pemerintah AS Tetap Pungut Tarif Impor

Tidak hanya pekerja, PT GAIN menilai keberadaan GWK saat telah membawa dampak ekonomi yang positif dan menjadi wadah tumbuhnya UMKM di Desa Ungasan.

Bahkan sejak 2023, mereka melakukan program tanggung jawab sosial bertajuk Literasi Budaya Anak Bangsa yang ditujukan untuk anak-anak sekolah dasar sekitar GWK hingga berbagai program budaya seperti Festival Ogoh-Ogoh dan Festival Penjor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |