Opera resmi meluncurkan Neon, peramban berbasis kecerdasan buatan (Artificial Inteligence - AI) yang siap menantang browser besar seperti Google Chrome dan Microsoft Edge dengan fitur cerdas otomatis. / ist
Harianjogja.com, JAKARTA—Opera resmi meluncurkan Neon, peramban berbasis kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) yang siap menantang browser besar seperti Google Chrome dan Microsoft Edge dengan fitur cerdas otomatis.
Pengembang web Opera pada Selasa (30/9/2025) meluncurkan Neon, peramban berbasis kecerdasan buatan yang mampu membuat aplikasi berdasarkan perintah AI dan membuat perintah yang dapat diulang.
Dengan menghadirkan Neon, Opera bergabung dengan perusahaan-perusahaan yang sedang mengembangkan agentic browser seperti Perplexity dan The Browser Company.
Agentic browser adalah peramban yang menggunakan agen kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk secara otonom menjelajahi situs-situs web, berinteraksi dengan elemen web, dan menyelesaikan tugas atas nama pengguna.
Sebagaimana dikutip dalam siaran TechCrunch pada Selasa (30/9), EVP Browsers Opera Krystian Kolondra mengatakan bahwa Neon dibuat untuk pengguna yang sehari-hari secara intensif menggunakan AI.
"Kami membangun Opera Neon untuk kami sendiri, dan untuk semua orang yang menggunakan AI secara ekstensif dalam keseharian mereka," katanya.
"Hari ini, kami menyambut pengguna pertama yang akan membantu membentuk masa depan agentic browsing bersama kami," ia menambahkan.
BACA JUGA: Pemda Diminta Kawal Kebersihan Dapur Program MBG
Opera Neon antara lain menawarkan fitur Neon Do, asisten AI yang dapat membantu pengguna melakukan tugas seperti meringkas tulisan di Substack lalu membagikannya ke Slack atau mengambil detail dari video YouTube yang pernah ditonton.
Peramban baru Opera juga dapat menulis cuplikan kode yang berguna untuk membuat laporan visual dengan tabel dan bagan.
Selain itu, ada fitur Cards, sistem perintah berulang yang memungkinkan pengguna menggabungkan berbagai kartu seperti pull-details dan comparison-table untuk membuat perintah baru seperti membandingkan produk di beberapa tab.
Dengan fitur tersebut, pengguna bisa membuat kombinasi perintah untuk mendapatkan jawaban otomatis serta melakukan tugas berulang tanpa perlu menuliskan perintah dari awal.
Opera Neon juga memiliki fitur pengaturan tab baru yang disebut Tasks, ruang kerja baru yang mengorganisasi tab dan percakapan AI dalam kelompok berdasarkan konteks.
Dalam demo perdananya, Opera menampilkan kemampuan Neon menyelesaikan tugas praktis seperti memesan bahan makanan secara daring.
Namun, klaim kemampuan tersebut masih perlu dibuktikan dalam penerapan langsung oleh pengguna.
Opera Neon akan bersaing langsung dengan Comet dan Dia dari Perplexity.
Perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft juga menambahkan lebih banyak fitur AI ke peramban mereka.
Berbeda dengan para pesaingnya, Opera memposisikan Neon sebagai produk untuk pengguna berpengalaman dengan layanan langganan bulanan.
Opera Neon akan disediakan secara terbatas bagi pengguna terpilih dengan biaya langganan 19,99 dolar AS atau Rp333 ribu per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News