Okupansi Hotel Masih Minim, Destinasi Wisata di Kulonprogo Diprediksi Naik saat Libur Sekolah

6 hours ago 3

Okupansi Hotel Masih Minim, Destinasi Wisata di Kulonprogo Diprediksi Naik saat Libur Sekolah Suasana sepi damai hari di Puncak Ngepoh yang belum banyak dikunjungi wisatawan, Jumat (4/5/2018). - Harian Jogja

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kunjungan wisatawan ke Kulonprogo selama libur sekolah diprediksi meningkat. Hanya saja saat ini okupansi hotel belum mengalami kenaikan.

Sales Marketing Desa Wisata Tinalah, Bambang Dwi Hartono mengatakan, biasanya memang akan cenderung meningkat. Tetapi mayoritas dari tamu-tamu komunitas saat libur sekolah. Sedangkan pelancong dari kalangan anak sekolah malah jarang lantaran beda momentum.

BACA JUGA: 19.808 Kendaraan di Kulonprogo Menunggak Pajak, Surat Tagihan Akan Diberikan Door to Door

"Reservasi masih terus ada tetapi bukan dari kalangan sekolah. Biasanya kalau dari sekolah berkunjungnya pas aktif kegiatan bukan saat libur sekolah kenaikan kelas," paparnya, Selasa (24/6/2025).

Menurutnya kunjungan dari siswa SD, SMP, SMA sudah memuncak sejak Maret hingga awal Juni. Sedangkan mulai akhir Juni sampai Agustus perusahaan, mahasiswa banyak yang masuk reservasi.

Bambang menjelaskan, rata-rata kunjungan ke Desa Wisata Tinalah sehari bisa sampai lima hingga 15 kelompok jarang perorangan. "Pasti meningkat ketika libur lebaran tapi biasanya dari corporate jarang anak-anak sekolah. Meningkatnya bisa sampai 50an kelompok," sambungnya.

Mayoritas pengunjung Desa Wisata Tinalah dari Jawa Tengah dan DIY sehingga tidak terlalu berdampak dari larangan studi tur Jawa Barat.

Pria yang biasa disapa Om Bam ini mengungkapkan, malah dampaknya yang paling dirasakan karena efisiensi anggaran sehingga pengunjung dari instansi pemerintah cukup berkurang.

Menurutnya, tidak ada persiapan khusus menghadapi libur sekolah hanya menyiapkan sejumlah promo keunggulan fasilitas. "Desa Wisata Tinalah ini mengunggulkan wisata alam untuk perkemahan, outbond, family gathering dan edukasi," tuturnya.

Paket wisata yang disediakan beranekaragam sehingga range harganya berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan. Berkah kunjungan wisata ke destinasi jelang libur sekolah ini tidak dialami oleh kalangan hotel-hotel di Kulonprogo.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Sumantoyo mengungkapkan, okupansi masih begitu minim di angka 25 persen. Menurutnya, tidak ada target okupansi saat libur sekolah lantaran bukan ranah hotel bintang tetapi hotel non bintang.

"Hotel non bintang di Kulonprogo kan jumlah kamarnya tidak banyak. Mayoritas anggota PHRI Kulonprogo hotel non bintang," ungkapnya.

Dia pun tidak menjamin dapat meningkat saat libur sekolah berada di puncaknya. Berkaca dari momen libur sekolah yang sama di tahun lalu memang tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Peningkatan okupansi hotel-hotel di Kulonprogo terjadi pada momen libur natal dan tahun baru. Pasalnya ketika momen libur sekolah terkadang lebih memilih untuk kebutuhan sekolah anak. "Prioritasnya untuk sekolah bukan untuk liburan," ucap Sumantoyo.

Menurutnya, upaya yang dilakukan seperti promo dan diskon sudah digencarkan implementasinya. Hotel berbintang di Kulonprogo hanya berjumlah lima unit dan ketika libur sekolah bukan sebagai minat utama untuk menginap.

Sumantoyo mengaku, kehadiran Bandara YIA tidak begitu berdampak pada okupansi hotel. "Trigger pariwisata Kulonprogo itu Bandara YIA tetapi itu tidak mempengaruhi signifikan terhadap menambahnya jumlah okupansi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |