Mengucapkan Syahadat sebelum meninggal pasti masuk surga, benarkah?

4 weeks ago 15

Jakarta (ANTARA) - Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Rasulullah SAW menegaskan bahwa siapa pun yang akhir ucapannya menjelang ajal adalah kalimat tauhid La ilaha illallah, maka ia dijamin masuk surga.

عَنْ مُعَاذَ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ كَانَ آخِرَ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله دَخَلَ الْجَنَّةَ

Dari Mu’adz bin Jabal RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Siapa pun yang akhir ucapannya (ketika menjelang ajal) kalimat La ilaha illallah, maka ia masuk surga.”

Hadits ini kerap menimbulkan pertanyaan, apakah seseorang yang hidupnya bergelimang maksiat tetapi sempat bersyahadat di akhir hayatnya akan tetap masuk surga?

Baca juga: Non-Muslim bersyahadat di akhir hayat, apakah diterima?

Hakikat syahadat di akhir hayat

Para ulama menjelaskan bahwa barang siapa meninggal dalam keadaan bertauhid, yakni sebelum wafat sempat mengikrarkan dua kalimat syahadat, maka ia akan mendapatkan hak berada di sisi Allah SWT dan berakhir di surga.

Namun, jaminan tersebut tidak serta-merta berarti seseorang terbebas dari azab. Jika sepanjang hidupnya ia melakukan banyak kemaksiatan, dosa, atau belum sempat bertaubat, maka bisa jadi ia terlebih dahulu diazab di neraka. Kendati demikian, ia tidak kekal di dalamnya karena dalam hatinya masih terdapat iman walau hanya sebesar biji jarak.

Dalil dari hadits sahih

Beberapa hadits shahih menjadi landasan penting dalam penjelasan ini.

Dari Anas RA, Nabi SAW bersabda:
“Akan keluar dari neraka orang yang mengucapkan ‘La ilaha illallah,’ walaupun hanya sebesar satu butir iman di hatinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Dzar RA, Nabi SAW bersabda:
“Telah datang kepadaku malaikat Jibril dan memberi kabar gembira kepadaku, bahwa barangsiapa yang meninggal di antara umatmu dalam keadaan tanpa mempersekutukan Allah, maka pasti akan masuk surga, walaupun ia berbuat zina dan mencuri.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menegaskan bahwa tauhid menjadi pembeda utama seseorang dengan kekafiran. Selama ia wafat membawa iman, maka pada akhirnya ia akan kembali ke surga, meskipun setelah melewati azab sesuai dosanya.

Baca juga: Bacaan Syahadat dalam tulisan arab dan latin

Tidak kekal di neraka

Maksud dari perlindungan dari neraka dalam hadits-hadits tersebut bukan berarti seorang pendosa sama sekali tidak masuk neraka, melainkan tidak kekal di dalamnya. Mereka yang meninggal dalam keadaan bertauhid akan mendapatkan ampunan Allah SWT pada akhirnya, meski sebelumnya merasakan siksa sesuai kadar dosa yang belum diampuni.

Kesimpulan

Mengucapkan syahadat di akhir hayat merupakan tanda kemuliaan dari Allah SWT. Orang yang wafat dengan iman dan tauhid, meski banyak dosa, tetap memiliki jaminan masuk surga. Namun, besarnya rahmat Allah tidak boleh dijadikan alasan untuk berbuat maksiat dengan harapan cukup bersyahadat di ujung kehidupan.

Islam menegaskan bahwa kewajiban beribadah, menjauhi larangan, serta bertaubat dari dosa adalah bagian dari pembuktian iman. Adapun perkara akhir kehidupan seseorang sepenuhnya berada dalam kehendak dan rahmat Allah SWT.

Baca juga: Kenapa menikah harus baca Syahadat?

Baca juga: Pengertian dan makna dua kalimat syahadat

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |