Mandiri Jogja Marathon 2025 Lestarikan Sumbu Filosofi Jogja di Medalinya

6 hours ago 2

Mandiri Jogja Marathon 2025 Lestarikan Sumbu Filosofi Jogja di Medalinya Darmawan Junaidi (berdiri keenam dari kiri) di acara Mandiri Jogja Marathon 2025, Candi Prambanan, Sleman, Minggu (22/6/2025). - Harian Jogja - Sirojul Khafid

SLEMAN—Mandiri Jogja Marathon 2025 menjadi ruang untuk melestarikan warisan budaya dunia. Dalam satu gelaran, Mandiri berupaya melestarikan dua warisan budaya dunia yang sudah diakui UNESCO, berupa Candi Prambanan dan Sumbu Filosofi Jogja.

Dalam Mandiri Jogja Marathon 2025 bertema Accelerate Your Limit, Embrace The Culture, pemilihan lokasi di Candi Prambanan menjadi cara melestarikan warisan budaya dunia yang sudah diakui sejak tahun 1991. Direktur Utama (Dirut) Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, mengatakan pelestarian Sumbu Filosofi Jogja tercermin dalam medali para finisher.

Sumbu Filosofi Jogja yang sudah diakui UNESCO sejak 2023 merupakan arsitektur Kota Jogja yang syarat makna dan filosofi. Darmawan mengatakan sejak Mandiri Jogja Marathon 2025 hingga 2029, terdapat seri medali yang berkaitan.

"Kreasi baru menjadi series lima tahun berdasarkan sumbu imajiner. Tahun ini medali dengan unsur Laut Selatan, kemudian tahun berikutnya medali memiliki unsur Panggung Krapyak, Kraton Jogja, Tugu Jogja, hingga Gunung Merapi," kata Darmawan, Minggu (22/6/2025).

BACA JUGA: WA Diblokir dan Tidak Aktif Tidak Sama, Ini Perbedaannya

Event yang memadukan budaya, ekonomi rakyat, serta lingkungan tidak hanya tercermin dari medali. Rute lari juga menyusuri beragam keindahan dan kekhasan Jogja, terutama keramahan desa dan masyarakatnya. Bank Mandiri melibatkan komunitas-komunitas masyarakat sepanjang jalur lari, untuk turut berkembang bersama.

Di dalam setiap gelaran Mandiri Jogja Marathon yang sudah berlangsung sejak 2017, Mandiri berupaya meningkatkan ekonomi masyarakat, kebudayaan, serta kelestarian lingkungan Jogja dan sekitarnya.

"Keberlanjutan menjadi tema utama untuk mempertahankan sustainability alam yang ada di Jogja. Jangan sampai acara ini justru menambah sampah. Semua berusaha menggunakan energi terbarukan dari komunitas yang harapannya akan berdampak pada keberlanjutan alam," katanya.

Salah satu peserta Mandiri Jogja Marathon 2025, Devi Liana, mengatakan bahwa dia baru pertama kalinya ikut acara ini. Saat memulai larinya, Devi sempat mendengarkan lagu dengan headset-nya. Namun baru satu kilometer berlari, dia melepaskan headset-nya dan lebih menikmati alam sekitar.

"Enak banget suasana dan jalur larinya. Akhirnya lepas headset dan menikmati suasana sekitar. Keren banget acaranya, dipertahankan, termasuk konsep ramah lingkungannya bagus banget," kata perempuan berusia 39 tahun asal Palembang tersebut. (***)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |