Alasan Putin Tak Segera Bantu Iran Melawan Israel

5 hours ago 3

Alasan Putin Tak Segera Bantu Iran Melawan Israel Bendera Israel dan Iran. Ist - x /

Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden Rusia, Vladimir Putin, pernah ditanya mengapa tak kunjung membantu Iran dalam perangnya melawan Israel. Jawabannya cukup mengejutkan.

BACA JUGA:  Nilai Dagang Rusia-Indonesia Melonjak 40 Persen

Sebagaimana diketahui, d tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengklarifikasi peran Moskow dalam bergabung dengan konflik Iran-Israel.

Klarifikasi ini muncul menyusul masuknya AS dengan serangan udara mendadak terhadap situs nuklir Iran. Namun, banyak yang mempertanyakan komitmen Rusia.

Putin, sekutu lama Iran, mengecam mereka yang mempertanyakan komitmen Moskow terhadap sekutunya, menyebut mereka provokator, kantor berita TASS melaporkan.

Presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia memiliki hubungan yang bernuansa dengan sekutu-sekutunya di Timur Tengah. Namun tak menampik jika banyak juga orang pecahan Uni Soviet tinggal di Israel.

Ini membuat Vladimir Putin perlu mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan membantu Iran dalam perangnya melawan Tel Aviv.

"Saya ingin menarik perhatian Anda pada fakta bahwa hampir dua juta orang dari bekas Uni Soviet dan Federasi Rusia tinggal di Israel. Israel kini hampir menjadi negara berbahasa Rusia. Dan, tidak diragukan lagi, kami selalu mempertimbangkan hal ini dalam sejarah kontemporer Rusia," kata Putin saat berpidato di sesi pleno Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg.

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa 15 persen penduduk Rusia memeluk agama Islam dan Moskow adalah pengamat di Organisasi Kerja Sama Islam.

Rusia telah menjaga keseimbangan yang rumit di Timur Tengah selama beberapa dekade. Moskow menikmati hubungan yang hangat dengan Israel meskipun negara itu mengembangkan hubungan ekonomi dan militer yang kuat dengan Iran.

Putin juga menekankan bahwa Rusia memiliki hubungan saling percaya dengan Iran dan membantu membangun pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya di Bushehr.
Rusia mengutuk serangan AS

Menyusul serangan AS pada hari Minggu terhadap situs nuklir Fordow, Natanz, dan Esfahan di Iran, Rusia mengutuk pengeboman tersebut, menyebutnya "tidak bertanggung jawab" dan merupakan "pelanggaran berat terhadap hukum internasional".

"Sudah jelas bahwa eskalasi berbahaya telah dimulai, yang penuh dengan ancaman lebih lanjut terhadap keamanan regional dan global," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Minggu lalu, Putin menawarkan bantuan untuk memediasi berakhirnya konflik Israel-Iran. Ia mengatakan bahwa Moskow dapat membantu merundingkan penyelesaian yang memungkinkan Teheran untuk melanjutkan program nuklir damai sambil meredakan kekhawatiran keamanan Israel.

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah bersumpah untuk memberikan hukuman bagi Israel sehari setelah AS menyerang tiga fasilitas nuklir di Iran.

Menggunakan X, akun resmi pemimpin Iran berjanji untuk mengintensifkan serangan terhadap Tel Aviv, tetapi tidak menyebutkan serangan AS.

"Hukuman terus berlanjut. Musuh Zionis telah melakukan kesalahan besar, melakukan kejahatan besar; mereka harus dihukum—dan mereka sedang dihukum. Mereka sedang dihukum sekarang," kata Khamenei dalam postingan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Read Entire Article
Ekonomi | Politic | Hukum | Kriminal | Literatur | SepakBola | Bulu Tangkis | Fashion | Hiburan |