Dinas Perhubungan Sleman mendistribusikan kerucut lalu lintas untuk sekolah-sekolah di Kabupaten Sleman pada awal Juli lalu. - Istimewa // Dishub Sleman
70 Sekolah di Sleman Diberi Perangkat Kerucut Lalu Lintas untuk Penyeberangan
Harianjogja.com, SLEMAN -- Dinas Perhubungan Sleman mendistribusikan ratusan traffic cone atau kerucut lalu lintas ke puluhan sekolah di Kabupaten Sleman. Pendistribusian kerucut lalu lintas ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan saat siswa menyeberang ke sekolah.
Kepala Dinas Perhubungan Sleman, Arip Pramana menjelaskan kerucut lalu lintas dibagikan ke sekolah-sekolah pada 7 Juli lalu. Total ada 140 kerucut lalu lintas yang dibagikan le 70 sekolah dari mulai jenjang TK, SD, SMP dan SMK.
Kerucut lalu lintas ini diberikan ke sekolahan yang berdiri di pinggir Jalan Kabupaten. Masing-masing sekolah mendapatkan sepasang kerucut lalu lintas. Pemberian kerucut lalu lintas ini menjadi langkah pencegahan terjadinya kecelakaan di area sekolah. Khususnya untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan di jam-jam antar siswa sekolah.
"Sebagai upaya menghindarkan terjadinya kecelakaan di depan sekolah-sekolah. Karena itu kan dia dipasang pada saat pengantaran anak-anak, pagi," kata Arip pada Senin (21/7/2025).
Menurut pengamatan Arip, kepadatan kendaraan di area sekolah terjadi pada pagi saat pengantaran siswa. Pasalnya pada waktu-waktu itu berbarengan juga dengan pengendara lainnya yang berangkat bekerja.
"Sebenarnya waktunya itu kan pendek, waktu untuk datang itu kan rata-rata setengah tujuh sampai jam tujuh lah. Jadi nanti selesai, [kerucutnya] bawa masuk kembali," ujarnya.
Arip mengatakan tak semua sekolah punya ruang yang cukup untuk masuk kendaraan saat mengantar siswa sekolah. Para pelajar kadang diturunkan beberapa meter dari gerbang sekolah karena terbatasnya ruang kendaraan untuk berhenti.
"Karena tidak setiap sekolah itu punya ruang yang cukup atau lahan yang cukup untuk pas ngantar itu dia bisa masuk ke halamannya. Rata-rata kan hanya mandek di jalan itu," ujarnya.
"Ya [kerucut] itu upayanya memberikan aspek keselamatan bagi anak didik. Jangan sampai ada kasus kecelakaan di sekolah-sekolah," ucapnya
Pemasangan kerucut lalu lintas menjadi penanda agar pengendara lebih berhati-hati saat melintas di area sekolah. Lebih-lebih kata Arip belum semua sekolah memiliki petugas penyeberang. Keberadaan kerucut lalu lintas diharapkan para pelajar bisa lebih aman saat menyeberang.
Dishub Sleman memberikan edukasi mengenai cara pemasangan kerucut lalu lintas yang benar. "Betul, cara penempatannya bagaimana dan sebagainya. Kalau diberi enggak tahu fungsinya kan nanti [percuma], ada edukasinya juga," ujarnya.
Kerucut lalu lintas harus diletakkan di mulut atau area depan gerbang sekolah. Jarak satu kerucut dengan kerucut lainnya berjarak 5-10 meter. Jarak antar kerucut itu yang selanjutnya kata Arip akan digunakan pelajar untuk menyeberang. Dengan keberadaan kerucut lalu lintas, pengendara diharapkan Arip lebih berhati-hati saat melintas di depan sekolah.
"Itu sebagai penanda, penanda bagi pengendara bahwa di situ ada hal-hal yang harus lebih diperhatikan bagi para pengendara. Tidak menyalip, betul. Itu yang kami harapkan," tandasnya.
Dinas Perhubungan Sleman kata Arip rencanakan akan mendistribusikan sarana yang sama di Agustus nanti. Pada kloter kedua itu, kerucut lalu lintas disebut Arip akan dibagikan ke 70 sekolah. Pembagian kerucut lalu lintas tahap kedua memang masih belum mencakup semua sekolah di Sleman.
"Sekolah kami kan banyak banget nanti, belum. Tapi kami utamakan yang jalan-jalan Kabupaten dan rawan kecelakaan," tegasnya.
BACA JUGA: 112 Warga Kulonprogo Lulus PKH Diharapkan Lepas Ketergantungan Bansos
Ihwal kecelakaan lalu lintas, Polda DIY saat ini tengah menggelar Operasi Patuh Progo 2025 yang dilangsungkan pada 14-27 Juli 2025. Kapolda DIY, Irjen Pol Anggoro Sukartono yang memimpin langsung apel gelar pasukan pada Senin (14/7/2025) menyoroti kenaikan angka kecelakaan lalu lintas di DIY sebesar 5% pada tahun 2024. Anggoro menambahkan jika mayoritas kasus kecelakaan yang terjadi, sebelumnya diawali dengan pelanggaran lalu lintas.
"Sehingga diharapkan melalui pelaksanaan Operasi Patuh Progo 2025 dapat menekan angka kecelakaan dan fatalitas korban dengan meningkatkan kedisiplinan serta kesadaran dalam berlalu lintas," kata Anggoro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News