NB. Tuning Dwi Eko Agustina peserta BPJS Kesehatan. / ist
JOGJA–Sudah tiga hari NB. Tuning Dwi Eko Agustina merasa ulu hatinya kurang nyaman. Hal ini cukup mengganggu aktivitasnya. Sebagai pensiunan PNS, ia masih sangat aktif dalam memberikan pelayanan di gereja. Nampak dari raut wajahnya, ia sedang kelelahan. Terlebih sebentar lagi akan ada supervisi di gerejanya. Ada banyak hal yang dipikirkannya, sehingga membuat asam lambungnya sedikit meningkat.
“Saya masih agak sedikit pusing saat ini. Sepertinya juga karena cuaca sedang tidak bersahabat akhir-akhir ini, badan rasanya kurang enak seperti mau flu. Belum lagi banyak sekali yang harus saya persiapkan di gereja, pola makan saya menjadi berantakan tidak karuan,” jelas Tuning, Jumat (18/7/2025).
Di sela-sela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk datang ke fasilitas kesehatan terdekat dengan tempat bekerjanya. Sehari sebelumnya, ia sudah melakukan pendaftaran melalui antrean online, fitur andalan Aplikasi Mobile JKN. Ini adalah cara praktis berobat menggunakan JKN baginya.
“Waktu yang saya miliki tidak banyak untuk meninggalkan pekerjaan, sehingga saya memilih untuk mengambil nomor antrean melalui Aplikasi Mobile JKN. Keluhan sudah tercatat di sistem. Saya cukup datang ke klinik, menunjukkan aplikasi, lalu menunggu sebentar untuk dipanggil petugas mengukur tensi (tekanan darah),” katanya.
BACA JUGA: Ini Cara Cek Daftar Penerima Bansos Terbaru 2025 untuk PKH dan BPNT lewat Website dan HP
Ia telah mengunduh Aplikasi Mobile JKN sejak pertama kali diluncurkan. Sebelum pensiun, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), tempat di mana ia bekerja mewajibkan seluruh pegawai agar dapat mengakses aplikasi tersebut. Bagi Tuning, aplikasi ini memudahkan segala jenis pengurusan administrasi JKN tanpa harus kemana-mana.
“Semua pembaharuan data dapat dilakukan melalui aplikasi ini. Dulu saya pernah mengubah data anak-anak yang sudah tidak menjadi tanggungan hanya dengan sekali klik. Sekarang sudah jauh lebih canggih lagi, mau ubah data, ganti fasilitas kesehatan, sudah komplet. Dunia dalam genggaman. Tidak perlu panas-panas datang ke kantor BPJS Kesehatan,” ujarnya meyakinkan.
Menurutnya, pelayanan JKN sudah sangat bagus saat ini. Ia merasa tenang setelah diperiksa dan membawa pulang obat-obatan yang sudah diresepkan oleh dokter. Tidak ada biaya apapun yang harus dikeluarkan Tuning. Semua sudah dijamin JKN.
“Saya sudah ayem sekarang. Sudah disuntik dan diberi obat asam lambung sama dokter. Biasanya saya selalu cocok sama obat yang diresepkan dokter di klinik ini. Mudah- mudahan bisa segera sembuh. JKN benar-benar membantu. Pelayanannya juga cepat. Saya bisa melanjutkan aktivitas dengan tenang setelah ini,” tuturnya semringah. (Advetorial)
Semenjak pensiun, Tuning lebih sering memanfaatkan JKN untuk memelihara kesehatannya. Selain itu, sang suami juga selalu membawa serta JKN saat kontrol rutin prediabetes, untuk memastikan kondisinya baik-baik saja. Ia juga menyebut sang menantu terjamin JKN saat melahirkan beberapa waktu lalu. Baginya, JKN adalah pelindung kesehatan nomor satu.
“Meskipun saya sudah menjadi peserta JKN sejak puluhan tahun lalu, saya jarang sekali menggunakan JKN karena tidak pernah sakit. Namun, akhir-akhir ini saya dan keluarga lebih sering mengakses pelayanan kesehatan dengan JKN dan selalu puas. Petugas medis di rumah sakit maupun klinik sangat tanggap dalam melayani dan tidak membeda- bedakan dalam memberikan obat. Pasien jadi merasa nyaman dan lebih semangat untuk kembali pulih,” jelasnya.
Tuning berharap BPJS Kesehatan dapat terus meningkatkan pelayanan. Menurutnya, subsidi silang yang sudah berjalan saat ini sudah sangat bagus. Ada peserta yang rajin membayar iuran, tetapi tidak pernah memanfaatkannya, tetapi ada juga yang menggunakan JKN secara rutin karena memiliki sakit yang cukup berat. Ia berpesan agar kita dapat saling bergotong royong membantu sesama terutama dalam hal kesehatan melalui program JKN. (af)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News