Jakarta (ANTARA) - Ibadah kurban merupakan salah satu amalan penting dalam Islam yang dilaksanakan setiap Hari Raya Idul Adha. Perintah untuk berkurban tercantum dalam beberapa ayat Al Quran, yang menekankan pentingnya pengorbanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dengan demikian, berikut ini lima ayat Al Quran yang memuat perintah tersebut. Ayat-ayat ini menjadi dasar pelaksanaan ibadah kurban dalam syariat Islam, yang menunjukkan betapa besarnya nilai pengorbanan dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca juga: Mengapa takbir Idul Adha penting? Ini 10 keutamaannya menurut Islam
5 ayat Al Quran yang menyerukan perintah berkurban
1. Surat Al-Kautsar Ayat 2
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Faṣalli li rabbika wanḥar
"Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)."
Ayat ini secara eksplisit memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan salat dan berkurban sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah SWT. Kata "wanhar" dalam ayat ini berarti menyembelih hewan kurban, yang menunjukkan pentingnya ibadah kurban dalam Islam.
2. Surat Al-Hajj Ayat 28
لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا ٱسْمَ ٱللَّهِ فِيٓ أَيَّامٍ مَّعْلُومَٰتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۖ فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا ٱلْبَآئِسَ ٱلْفَقِيرَ
Liyash-hadū manāfi‘a lahum wa yadkurusmallāhi fī ayyāmin ma‘lūmāti ‘alā mā razaqahum min bahīmatil-an‘ām, fa-kulū minhā wa aṭ‘imul-bā’isa al-faqīr.
“Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan oleh orang-orang yang sengsara dan fakir.”
Ayat ini menekankan pentingnya menyebut nama Allah saat menyembelih hewan kurban dan menganjurkan untuk berbagi daging kurban dengan fakir miskin, sehingga ibadah kurban juga memiliki dimensi sosial.
3. Surat Al-Hajj Ayat 34
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ فَإِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ
Wa likulli ummatin ja‘alnā mansakan liyazkurusmallāha ‘alā mā razaqahum min bahīmatil-an‘ām, fa-ilāhukum ilāhun wāḥidun fa-lahu aslimū, wa bashshiril-mukhbitīn.
“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya.”
Ayat ini menunjukkan bahwa ibadah kurban telah disyariatkan kepada umat-umat terdahulu sebagai bentuk pengabdian dan pengakuan atas keesaan Allah SWT.
Baca juga: 7 tips ampuh bersihkan jeroan daging kurban agar tidak berbau
4. Surat Al-Hajj Ayat 36
وَٱلْبُدْنَ جَعَلْنَـٰهَا لَكُم مِّن شَعَـٰٓئِرِ ٱللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌۭ ۖ فَٱذْكُرُوا ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَيْهَا صَوَآفَّ ۖ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا۟ مِنْهَا وَأَطْعِمُوا ٱلْقَانِعَ وَٱلْمُعْتَرَّ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرْنَـٰهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Wal-budna ja‘alnāhā lakum min sha‘ā’irillāhi lakum fīhā khayr, fazkurusmallāha ‘alayhā ṣawāff, fa-idhā wajabat junūbuhā fakulū minhā wa aṭ‘imul-qāni‘a wal-mu‘tarra, kadhālika sakhkharṇāhā lakum la‘allakum tashkurūn.
“Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagai syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan darinya. Maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri dan terikat. Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagian darinya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.”
Ayat ini menjelaskan tata cara penyembelihan hewan kurban dan menganjurkan untuk membagikan dagingnya kepada orang-orang yang membutuhkan, memperkuat aspek sosial dari ibadah kurban.
5. Surat As-Saffat Ayat 102
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
Falammā balagha ma‘ahu as-sa‘ya qāla yā bunayya innī arā fīl-manāmi annī adhbaḥuka fanẓur mādhā tarā. Qāla yā abatif‘al mā tu’mar, satajidunī in shā’allāhu minaṣ-ṣābirīn.
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'”
Ayat ini mengisahkan ketaatan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS, terhadap perintah Allah SWT. Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya ibadah kurban dalam Islam, menggambarkan pengorbanan dan kepatuhan total kepada kehendak Allah.
Kelima ayat tersebut menegaskan bahwa ibadah kurban bukan hanya ritual penyembelihan hewan, tetapi juga merupakan simbol ketaatan, keikhlasan, dan kepedulian sosial. Melalui ibadah ini, umat Islam diajarkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berbagi dengan sesama, khususnya mereka yang membutuhkan.
Baca juga: 6 amalan sunnah Idul Adha: Tata cara berangkat shalat dan setelahnya
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025