Harianjogja.com, JOGJA—Bakteri ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pengganti pestisida sintetis dalam pertanian berkelanjutan. Hal itu disampaikan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Tri Joko pada Sabtu (12/7/2025).
"Pemanfaatan bakteri yang terintegrasi dengan teknik pengelolaan penyakit dapat menjadi pendekatan pertanian berkelanjutan yang dapat mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida sintetis," katanya.
Pemanfaatan bakteri sebagai plant growth promoting bacteria"(PGPB) dan agen pengendali hayati (APH) unggul akan berhasil jika pengelolaannya dipahami dengan benar. Interaksi bakteri dan tanaman telah berevolusi menuju keseimbangan yang saling menguntungkan.
"Interaksi bakteri dan tanaman sudah mengalami evolusi menuju terciptanya keseimbangan keduanya dalam mendapatkan manfaat dari interaksi tersebut," ujar Dosen Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian UGM ini.
Bakteri tidak hanya berperan dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), tetapi juga mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman secara langsung.
"Bakteri juga dapat meningkatkan pertumbuhan secara langsung melalui berbagai mekanisme dengan menyediakan faktor pertumbuhan," katanya.
Bakteri APH berperan dalam kesehatan tanaman tidak hanya secara langsung, tetapi juga melalui mekanisme pensinyalan biokimia. Interaksi antara tanaman dan bakteri di rizosfer (wilayah tanah di sekitar akar tanaman) turut menentukan kesehatan tanaman, produktivitas, dan kesuburan tanah.
BACA JUGA: Prakiraan Cuaca Hari Ini Minggu 13 Juli 2025: DIY Hujan Ringan
Ia menambahkan bakteri bisa menjadi lawan alami penyakit tanaman. Beberapa jenis bakteri seperti Bacillus, Streptomyces, dan Pseudomonas telah lama dikenal sebagai APH yang mampu mengendalikan serangga hama maupun nematoda parasit tumbuhan.
"Bakteri sudah banyak dimanfaatkan untuk mengendalikan serangga hama maupun nematoda parasit tumbuhan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara