Kusir menyiapkan andongnya di Malioboro, Kamis (23/11) - Harian Jogja/Alfi Annissa Karin
Harianjogja.com, JOGJA–Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Jogja menilai larangan study tour dari Jawa Barat mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Kota Jogja. Dinpar Kota Jogja lakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi penurunan kunjungan wisatawan.
Kepala Bidang Daya Tarik Wisata Dinpar Kota Jogja, Yurnelis Piliang mengaku kunjungan wisatawan dari segmen pelajar yang berkunjung ke Kota Jogja mencapai ribuan. Kunjungan tersebut menurutnya berasal dari berbagai daerah antara lain Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
BACA JUGA: Jalan Tol Jogja-Solo Segmen Prambanan-Purwomartani Kalasan Mulai Dicor
“Karena sudah berkurang [kunjungan wisatawan] yang dari [pelajar] Jawa Barat paling dari [sektor] swasta yang datang. Kami mendorong pengelola destinasi wisata melakukan inovasi dan mengelola atraksinya,” katanya di Diskominfo Kota Jogja, Rabu (25/6/2025).
Dia menilai pengelola destinasi wisata perlu meningkatkan atraksi yang ada di setiap lokasi. Dia menilai selama ini lokasi favorit wisatawan masih berada di Kawasan Malioboro. Padahal menurutnya lokasi lain juga memiliki daya tarik tersendiri pula.
Dia mencontohkan misalnya di Kawasan Kota Baru yang menawarkan berbagai jenis kuliner dari tradisional hingga street food yang dapat menjadi pilihan bagi wisatawan. Selain itu, di sana juga museum dan bangunan bersejarah yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Selain itu, menurutnya, ada pula beberapa event berskala besar yang digelar dalam waktu dekat sebagai daya tarik kunjungan wisatawan ke Jogja. Beberapa event tersebut antara lain Prambanan Jazz, Artjog, dan Festival Gula Kelapa.
BACA JUGA: Belasan Anak Tersengat Ubur-ubur di Pantai Parangtritis, Wisatawan Diminta Waspada
Sementara Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Dinpar Kota Jogja, Sri Arika Wahyuningsih berharap agar selama momen libur sekolah pada Juni-Juli 2025, kunjungan wisatawan ke Jogja meningkat. Pihaknya menargetkan kunjungan wisatawan pada momen tersebut sekitar 500.000 orang.
“Kalau itu bisa tercapai maka length of stay dan spending money kita bisa meningkat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News