Foto ilustrasi siswa sekolah. / Foto dibuat oleh AI Freepik
Harianjogja.com, SEMARANG—SMA/SMK swasta atau mitra Pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menemukan persoalan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang mengganjal puluhan orangtua kurang mampu untuk mendaftarkan anaknya sekolah melalui jalur afirmasi. Padahal, mereka semua, secara kondisi ekonomi sangat memerlukan pendidikan gratis.
BACA JUGA: PPDB DIY: Siswa Miskin Terdaftar di DTKS Otomatis Lolos Jika Kuota Cukup
Persoalan tersebut diungkapkan Kepala SMA Lab Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia Semarang (UPRIS), Ria. Sekolah yang terletak di Kelurahan Siwalan, Kecamatan Gayamsari ini, hanya mendapat lima pendaftar.
“Sebenarnya yang datang ke kami lebih dari [lima pendaftar] itu. Cuma karena saat kita cek DTKS, tidak memenuhi kriteria, mereka masuknya di P4,” ungkap Sri, Senin (23/6/2025).
Sedangkan syarat untuk diterima dalam jalur afirmasi SPMB Jateng 2025, masyarakat wajib masuk di DTKS sebagai P1, P2 atau P3. Sri pun merasa berat hati ketika harus menolak mereka meski seharusnya, secara kondisi layak berada di P3 atau bahkan P2.
“Lebih dari 30 ada itu [P4] yang datang saat kita cek. Terus pas home visit, secara kondisi ekomoni harusnya bisa afirmasi, mereka butuh sekolah gratis,” ucap Sri.
Selain masalah DTKS yang kurang akurat dengan kondisi riil masyarakat, sejumlah wali murid tidak melakukan verifikasi faktual (Verval) ke Dinas Sosial (Dinsos) mengenai DTKS. Padahal, mereka yang tidak verval ini masuk di P1, P2 atau P3.
“Terus yang memenuhi syarat DTKS, malah ada yang telat Verval. Kita langsung hubungi kelurahan biar bisa dibantu. Dan ada yang berhasil ada yang tidak,” imbuhnya.
Nol Pendaftar
Kepala SMA Mardisiswa, Wulandari, turut menyampaikan temuan serupa di SPMB Jateng 2025. Hal ini, membuat sekolah yang terletak di Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik itu nol pendaftar.
“Meski nol pendaftar, sebenarnya ada yang datang mendaftar. Tapi pas kita cek, masuknya P4. Kasihan sebenarnya, karena pas dipastikan kondisinya, seharusnya bisa masuk P3. Tapi kita juga enggak bisa bantu apa-apa kalau soal DTKS, soalnya ini kan kelurahan yang mendata,” kata Wulandari.
Tak berhenti di situ, temuan serupa kembali terjadi di SMK Bina Nusantara, yang terletak di Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngalian. Sekolah ini hanya mendapat sembilan pendaftar di SPMB Jateng 2025.
“Iya, masih ada calon siswa yang terdeteksi P1, P2, P3 tapi belum Verval. Sehingga tidak bisa mendaftar afirmasi,” kata Kepala SMK Bina Nusantara, Ari Dwi Handoko.
Bahkan, lanjut Ari, banyak orangtua murid yang tidak berkenan mengurus DTKS di Dinsos Kota Semarang. Mereka mengaku ribet dan kesulitan di tengah waktu pendaftaran yang terbatas, sehingga memilih tidak melanjutkan.
“Kurangnya waktu sosialisasi antara launching program kemitraan dengan pendaftaran yang terlalu pendek jaraknya,” sambungnya.
Sedangkan Kepala SMK Ibu Kartini, Muhdhor, tak mendapati temuan seperti tiga sekolah mitra tersebut. Meskipun, sekolah yang terletak di Kelurahan Gajahmungkur, Kecamatan Gajahmungkur ini juga tak bisa memenuhi 36 kuota atau hanya mendapatkan 11 pendaftar.
“Persoalan di SPMB memang kecenderungan pilih negeri dulu. Terus sosialisasinya memang kurang, rata-rata tidak tahu kalau ada program ini. Tapi harapannya ya tetap lanjut. Karena ini program bagus,” kata Muhdhor.
Terpisah, Sekretaris SPMB Jateng 2025/2026, Sunarto, mengatakan sekolah swasta yang menjadi mitra melalui jalur afirmasi pada SPMB 2025 ada sebanyak 139 satuan pendidikan. Total kuota yang diberikan ada sebanyak 5.004 kursi atau per sekolah ada 36 kuota.
Kendati demikian, pada SPMB Jateng 2025 ini, dari total 5.004 kuota yang tersedia di sekolah swasta, hanya terisi 1.993 calon murid. Praktis, sekitar 59,97% atau 3.001 kursi, potensi menjadi bangku kosong.
“Kami belum bisa berbicara banyak mengenai sisa kuota, karena harus kita sampaikan ke Pak Gubernur [Ahmad Luthfi] dulu biar dapat arahan, apakah dialihkan atau bagaimana, menunggu petunjuk,” kata Sunarto di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, Kamis (19/62025).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos