Ilustrasi. - Freepik
Harianjogja.com, JOGJA—Komisi C DPRD DIY mendorong perlunya modernisasi laboratorium konstruksi daerah sebagai langkah strategis dalam memastikan mutu pembangunan infrastruktur.
Laboratorium yang dikelola Balai Pengujian, Analisis, Laboratorium, dan Peralatan Jasa Konstruksi (PALPJK) Dinas PUP-ESDM DIY dinilai memiliki peran penting sebagai pengawal transparansi dan akuntabilitas pembangunan.
BACA JUGA: DPRD DIY Siapkan Raperda Penanggulangan Bencana
Anggota Komisi C, Aslam Ridlo, menyebut laboratorium konstruksi bukan sekadar fasilitas teknis, melainkan mitra strategis dalam setiap proyek pembangunan, baik yang dibiayai APBD maupun APBN. Menurutnya, kualitas pekerjaan konstruksi akan sulit dijamin tanpa dukungan pengujian yang memadai.
“Laboratorium ini punya peran vital, karena semua pekerjaan konstruksi perlu diuji agar kualitasnya terjamin. Dukungan terhadap laboratorium berarti juga mendukung transparansi dan akuntabilitas pembangunan,” kata Aslam, Rabu (1/10/2025).
Komisi C menilai keberadaan laboratorium tidak hanya menyangkut kepentingan teknis, tetapi juga menyangkut kepercayaan publik terhadap penggunaan anggaran pembangunan. Dengan peralatan yang andal, hasil pengujian dapat dipertanggungjawabkan dan menjadi tolok ukur kualitas infrastruktur yang dibangun pemerintah.
Pihaknya berkomitmen mendorong pengadaan peralatan baru yang lebih modern. Dengan fasilitas yang memadai, laboratorium konstruksi di DIY diharapkan tidak hanya mendukung pembangunan daerah, tetapi juga bisa bersaing di tingkat nasional.
Dari sisi pengelola, PALPJK DIY memaparkan sejumlah tantangan yang dihadapi. Sebagian besar peralatan laboratorium berusia lebih dari 25 tahun sehingga sering mengalami gangguan teknis. Dengan anggaran pemeliharaan yang hanya sekitar Rp60 juta per tahun, pembaruan maupun perbaikan alat menjadi sangat terbatas.
“Alat-alat yang kami gunakan sebagian besar sudah melewati umur pakai, sehingga sering terjadi trouble. Anggaran pemeliharaan yang hanya sekitar Rp60 juta per tahun jelas tidak mencukupi,” ungkap Kepala PALPJK DIY, Erny Sonya Pontoh.
Ia juga menyampaikan keterbatasan dukungan anggaran untuk pengembangan sumber daya manusia. Pada 2024 lalu, tim DIY berhasil meraih juara internasional di bidang juru ukur konstruksi, tetapi keberangkatan harus ditopang oleh donatur karena tidak ada anggaran khusus.
“Kompetisi ini penting untuk menunjukkan kapasitas sumber daya manusia kita. Namun karena tidak ada dukungan anggaran, kami terpaksa mencari donatur,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News