Statistisi Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono menyampaikan rilis inflasi September 2025. (tangkapan layar)
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat pada September 2025 DIY mengalami inflasi 0,15% secara bulanan (month-to-month/mtm) atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,31 pada Agustus 2025 menjadi 108,47 pada September 2025.
Sementara secara tahunan (year-on-year/yoy) terjadi inflasi 2,56% dan secara tahun kalender (year-to-date/ytd) inflasi 1,74%.
Statistisi Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono mengatakan kelompok utama penyumbang inflasi September 2025 secara bulanan yakni kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi sebesar 0,98% dengan andil 0,07%. Disusul kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,21% dengan andil 0,06%.
"September 2025 terjadi inflasi sebesar 0,15% dibandingkan dengan harga-harga pada bulan Agustus 2025," ucapnya dalam rilis inflasi bulanan, Rabu (1/10/2025).
Sementara andil komoditas pendorong inflasi September 2025 di antaranya daging ayam ras dengan andil 0,10%, emas perhiasan 0,07%, cabai merah 0,05%, buncis 0,03%, disusul telur ayam ras, bayam, kontrak rumah, beras, ikan lele, dan cabai hijau masing-masing 0,01%.
"Kenaikan kontrak rumah wajar karena di Agustus tahun ajaran baru, sehingga banyak mahasiswa baru yang membutuhkan, demandnya meningkat kecenderungan harga naik," jelasnya.
BACA JUGA: Catat Produksi Jagung Akhir Tahun Berpotensi Turun 5,14 Persen
Lalu komoditas penghambat inflasi September 2025 secara bulanan adalah bawang merah andil 0,08%, tomat 0,05%, disusul terong, jeruk, dan bawang putih masing-masing 0,01%.
Sentot menjelaskan inflasi September 2025 secara tahunan 2,56% utamanya didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 10,27% dengan andil 0,65% dan kelompok makanan, minuman dan tembakau 4,25% dengan andil 1,16%.
Andil komoditas dominan pendorong inflasi September 2025 secara tahunan yakni emas perhiasan 0,58%, beras 0,16%, kelapa 0,14%, bawang merah 0,10%, daging ayam ras, cabai merah, kontrak rumah, sigaret kretek mesin (SKM) dan kopi bubuk masing-masing 0,08%, terakhir minyak goreng 0,06%.
Lalu komoditas penghambat inflasi September 2025 secara tahunan adalah bensin 0,06%, bawang putih 0,03%. Kemudian salak dan cabai rawit masing-masing 0,02%. Disusul daun bawang, kangkung, nangka muda, kentang, kacang panjang, dan telepon seluler masing-masing 0,01%.
BPS DIY juga melaporkan data inflasi antar kota pada September 2025. Di mana Kota Jogja mencatat inflasi sebesar 0,27% secara bulanan, dan 2,72% secara tahunan. Sementara Kabupaten Gunungkidul mencatat inflasi lebih rendah yaitu 0,05% secara bulanan dan 2,43% secara tahunan.
Secara nasional, Deputi Bidang Statistik Produksi M. Habibullah menyampaikan pada September 2025 terjadi inflasi 0,21% secara bulanan atau terjadi kenaikan IHK dari 108,51 pada Agustus 2025 menjadi 108,74 pada September 2025. Secara tahunan terjadi inflasi 2,65% dan secara tahun kelander terjadi inflasi 1,82%.
Menurutnya kelompok pengeluaran penyumbang inflasi terbesar adalah makanan minuman dan tembakau dengan inflasi 0,38% dan memberikan andil inflasi 0,11%. "Komoditas dominan pendorong inflasi kelompok ini adalah cabai merah dan daging ayam ras."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News