Akila Kite saat berlaga di JIKF 2025 kategori tiga dimensi dengan layang-layang bernama Iblis Merah. Harian Jogja - Kiki Luqman
Harianjogja.com, BANTUL—Sebanyak delapan negara berpartisipasi memeriahkan Jogja International Kite Festival (JIKF) 2025 atau Festival Layang-Layang Internasional yang berlangsung di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Jogja, pada 26-27 Juli 2025.
Gelaran berskala internasional ini menampilkan banyak layang-layang menarik dengan berbagai bentuk, baik dari daerah-daerah di Indonesia maupun dari luar negeri.
"Jogja International Kite Festival 2025 ini dihadiri delapan negara, festival berjalan dua hari sejak kemarin, yang nasional 33 kelompok di hari kedua. Untuk yang Internasional hanya eksibisi saja bukan lomba di hari pertama," ujar Humas Jogja International Kite Festival 2025, Sustono Auri Handoko, Minggu (27/7/2025).
Sustono menambahkan bahwa tahun ini ada sekitar 200 layang-layang yang dipertandingkan dalam kategori nasional, mulai dari model tradisional khas Jogja, layangan dua dimensi datar, hingga jenis tiga dimensi dengan beragam bentuk.
"kegiatan tahun ini untuk yang nasional kurang lebih sekitar 200 layang layang yang kita lombakan, dengan kategori tradisional khas Jogja, kemudian kategori dua dimensi berbentuk flat, kemudian tiga dimensi berbentuk ruang berbagai macam bentuk," lanjutnya.
Diketahui 33 kelompok layangan itu datang dari berbagai kota di Indonesia, seperti Cilacap, Magelang, Lampung, Solo, Kebumen, hingga Kalimantan Selatan.
Salah satu peserta, Sukarjo, 63, dari Cilacap, menyatakan kegembiraannya bisa kembali berpartisipasi.
Ia sempat vakum bermain layang-layang karena tidak menemukan wadah yang sesuai dengan hobinya tersebut.
Pria yang pernah menjuarai festival layang-layang di Purworejo ini mengungkapkan bahwa persiapan untuk tampil di JIKF sudah dilakukan sejak tahun lalu.
"Saya Sukarjo dari Akila Kite Cilacap, sangat senang bisa ikut meramaikan festival layangan internasional ini, beberapa bulan lalu saya juga menang di Purworejo, semoga hari ini bisa menang lagi."
Lebih lanjut, Sukarjo menceritakan bahwa pada ajang kali ini, klubnya, Akila Kite, menerbangkan dua layang-layang pada kategori tiga dimensi.
"Akila kite hari ini menerbangkan 2 layangan di kategori tiga dimensi. Saya menggeluti layangan sudah sejak tahun 1990 tapi baru ikut festival lagi di tahun kemarin, tahun ini udah ikut dua kali, di Purworejo sama di sini. Semoga acara sepeti ini bisa ada terus karena sangat menyenangkan dan tidak hanya hobi saja, saya kenal pemain layangan dari negara lain," kata Sukarjo.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Daerah DIY atas dukungan terhadap festival layang-layang di Parangkusumo yang terbukti menjadi daya tarik wisata.
"Dengan festival ini kunjungan wisata di Kabupaten Bantul dapat meningkat secara signifikan, dan dapat menghasilkan kesejahteraan bagi warga Bantul," katanya.
Ia menambahkan, dukungan dari Dana Keistimewaan (Danais) untuk festival ini diharapkan dapat mendukung pengembangan sektor pariwisata dan budaya di Bantul. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News