Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Kota Jogja melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertans) akan memberangkatkan 4 Kepala Keluarga (KK) untuk mengikuti transmigrasi pada tahun 2025.
Kini para calon transmigran terus dibekali pelatihan terkait pertanian sampai motivasi. Pada tahun ini Pemkot Jogja menambah nominal uang saku kepada para calon transmigran.
BACA JUGA: 5 KK di Kulonprogo Berangkat Transmigrasi ke Poso
Kepala Bidang Pengembangan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinsosnakertrans Erna Nur Setyaningsih mengatakan sebanyak 4 KK calon transmigran terdiri dari 12 jiwa. Daerah tujuan transmigrasi mereka adalah kawasan Torire Poso Sulawesi Tengah.
"Daerah tujuan transmigrasi itu yang menentukan dari kementerian. Rencana berangkat bersama seluruh transmigran dari DIY pada Desember," kata Erna dikutip dari laman Pemkot Jogja, Rabu (1/10/2025).
Dia menyebut para calon transmigran itu menunggu sekitar 2 tahun ini untuk diberangkatkan mengikuti program transmigrasi. Erna menyatakan latar belakang pendidikan calon transmigran tahun ini adalah lulusan SMA dan D3.
"Movitasi mereka mengikuti transmigrasi untuk memperbaiki kesejahteraan dan tidak punya rumah," ujarnya.
Pemkot Jogja memberikan uang saku kepada para transmigran. Erna menyampaikan pada tahun ini uang saku yang diberikan sekitar Rp13 juta/KK yang mengikuti transmigrasi. Nominal uang saku itu bertambah atau lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sekitar Rp10 juta/KK. Penambahan nominal uang saku itu menyesuaikan Standar Harga Barang dan Jasa (SHBJ).
Dia menuturkan Dinsosnakertrans Kota Jogja juga membekali para transmigran dengan pembinaan dan pelatihan-pelatihan. Termasuk dari Pemda DIY dan dari Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Jogja. Pelatihan yang dilaksanakan antara lain budidaya tanam padi dan tanaman perkebunan serta praktik pengolahan hasil pertanian.
"Kami juga lakukan pembinaan mental, motivasi dan kewirausahaan," tambahnya.
Diakuinya selama beberapa tahun ini calon transmigran yang berminat dari Kota Jogja sudah ada daftar tunggu. Namun menurutnya kadang-kadang dari daerah tujuan transmigrasi yang ditetapkan pemerintah pusat berbeda dengan harapan calon transmigran sehingga ada yang memilih menunggu daerah lain.
"Harapan kami masyarakat jangan memilih-milih (daerah tujuan transmigrasi). Kami tidak bisa menentukan lokasinya karena yang menentukan kementerian. Transmigrasi ini tidak hanya memindahkan (orang) tapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan mereka (transmigran)," ucap Erna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News