Kepala Bidang Urusan Kebudayaan Paniradya Kaistimewan DIY, Nugraha Wahyu Winarna (kiri); Anggota Komisi D DPRD DIY, Arni Tyas Palupi (kedua dari kiri); dan Kepala DPAD DIY, Kurniawan (ketiga dari kiri) dalam Talkshow Arsip Menyapa bertajuk Ragam Layanan Kearsipan untuk Masyarakat di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN), Senin (7/7/2025). - Harian Jogja - Stefani Yulindriani
JOGJA—Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPAD) DIY terus berupaya memperkuat pelayanan publik dalam bidang kearsipan melalui berbagai inovasi layanan yang dapat diakses masyarakat. Dalam gelaran Talkshow Arsip Menyapa bertajuk Ragam Layanan Kearsipan untuk Masyarakat, DPAD DIY memperkenalkan berbagai fasilitas layanan kearsipan yang dapat diakses masyarakat.
Kepala DPAD DIY, Kurniawan, mengatakan ada sejumlah layanan kearsipan yang dapat diakses masyarakat, antara lain restorasi arsip, penelusuran arsip, reproduksi arsip, konsultasi kearsipan, hingga diorama arsip Jogja.
“Restorasi arsip ini memperbaiki arsip-arsip penting yang rusak, seperti sertifikat tanah, ijazah, maupun dokumen penting lainnya. Layanan ini terbuka untuk siapa saja yang membutuhkan," ujarnya dalam talkshow di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN), Senin (7/7/2025).
Selain restorasi, masyarakat juga dapat mengakses layanan penelusuran arsip yang telah difasilitasi dengan ruang layanan khusus dan perangkat komputer. Layanan ini memungkinkan siapa pun, baik akademisi, peneliti, maupun warga umum, untuk mencari arsip dengan lebih mudah dan efisien. “Kami juga menyediakan layanan scanning dan reproduksi arsip untuk membantu masyarakat memperbanyak atau menyimpan kembali arsip penting dalam bentuk digital,” katanya.
BACA JUGA: WNA Asal Belanda Terjatuh di Gunung Rinjani, Dievakuasi dengan Helikopter
Selain itu, DPAD DIY juga membuka layanan konsultasi kearsipan bagi institusi atau lembaga yang ingin memahami tata kelola arsip hingga prosedur pemusnahan arsip sesuai regulasi.
DPAD DIY juga memiliki layanan unggulan yang kini banyak menarik perhatian generasi muda yakni diorama arsip Jogja yang dikemas menggunakan teknologi augmented reality (AR). Melalui layanan ini, pengunjung dapat mempelajari sejarah Jogja secara interaktif, mulai dari masa Panembahan Senopati hingga era modern. “Mereka tidak hanya melihat visualisasi arsip, tapi juga belajar sejarah secara menyenangkan. Ini membuat minat anak muda terhadap arsip meningkat,” ujarnya.
Kurniawan juga menilai kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arsip terus tumbuh. Hal itu tercermin dari peningkatan jumlah pengguna layanan, termasuk untuk arsip digital. Namun, dia menekankan penyimpanan arsip digital memerlukan teknologi khusus agar data tetap terjaga dalam jangka panjang.
Anggota Komisi D DPRD DIY, Arni Tyas Palupi, memaparkan pentingnya penguatan sistem kearsipan, terutama setelah pengalaman pahit saat gempa besar melanda DIY beberapa tahun lalu yang menyebabkan banyak arsip warga hilang. “Belajar dari kejadian itu, arsip harus disimpan secara aman. Kini sudah ada sistem digitalisasi dan juga dukungan regulasi yang memperkuat layanan DPAD DIY,” katanya.
Kepala Bidang Urusan Kebudayaan Paniradya Kaistimewan DIY, Nugraha Wahyu Winarna, menyampaikan upaya peningkatan layanan kearsipan juga didukung oleh Dana Keistimewaan (Danais).
Dana tersebut digunakan untuk pelatihan SDM, pengadaan sarana-prasarana, serta fasilitasi arsip milik Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Pura Pakualaman.
“Kami merencanakan alokasi anggaran dari Danais untuk berbagai kebutuhan, termasuk diorama, perawatan, dan perbaikan arsip. Metode dan mesin yang dibutuhkan juga sedang kami upayakan untuk berkolaborasi,” katanya. Dia berharap dengan dukungan Danais dan sinergi lintas lembaga, pembangunan sistem kearsipan di DIY dapat terus ditingkatkan. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News